Breaking News

Ketika Presiden Sebut #PartaiBulanBintang Didirikan dengan Cita-cita Luhur

ADIANKOTING ONLINE -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh pimpinan dan keluarga besar Partai Bulan Bintang (PBB) untuk menjadi teladan dalam berpolitik. Ia pun yakin Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Majelis Syuro PBB Malem Sabat Kaban berkomitmen untuk membuat demokrasi Indonesia semakin sehat dan berkualitas.

Hal itu ia sampaikan kala menghadiri pelantikan personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB) Periode 2015–2020 sekaligus Milad Ke-17 dan Halal Bihalal di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (10/8) malam.

Jokowi berpandangan, sebagai partai politik yang tumbuh pada era reformasi, PBB tentu saja didirikan dengan cita-cita luhur untuk memperbaiki kehidupan bangsa maupun berkiprah dalam memperjuangan aspirasi masyarakat. Cita-cita tersebutlah yang selalu dijadikan pedoman.

"Saya percaya dengan langkah itu PBB akan memiliki identitas dan jati diri di tengah keberagaman dan banyaknya partai politik yang ada," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya.

Presiden lantas menjelaskan, sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, Indonesia telah melewati ujian sejarah dalam demokrasi dengan dihelatnya pemilu pada 2014, yang penuh dinamika namun tetap berlangsung damai.

Pada akhir tahun ini, papar Jokowi, Indonesia akan kembali menyelenggarakan pilkada serentak. Menurut dia, momen politik ini tak hanya dimanfaatkan untuk mematangkan proses demokrasi, melainkan juga harus dijadikan momentum pembelajaran secara substantif.

Bagi Jokowi, demokrasi substantif terkait dengan etika demokrasi dalam berpolitik. Demokrasi perlu kepatutan dalam bersikap dan bertindak, lebih dari sekadar tata cara atau prosedur.

Jokowi juga menekankan bahwa dalam setiap kontestasi pasti ada kalah dan menang.

"Yang penting apakah kontestasi diikuti dengan sikap bersaing yang hebat, mengutamakan curah ide dan gagasan, serta tidak menghalalkan segala cara untuk menang," kata dia.

"Kita perlu budaya politik bahwa pemenang pertandingan tidak jumawa, merasa besar, apalagi arogan. Sedangkan yang kalah juga harus bisa berjiwa besar dan tidak ngamuk," lanjut Jokowi.

Ia pun mencontohkan, dulu para pendiri bangsa selalu mengajarkan berjiwa lapang dan keteladanan politik secara etis. "Politik boleh berseberangan, tapi harus ada etika politik, santun, dan saling menghargai," kata sang Kepala Negara. (sumber)

Tidak ada komentar