Breaking News

Suriah Tunjukkan Kemampuan Setara Mesir dalam Industri Perawatan Pesawat


Kementerian Pertahanan Suriah baru-baru ini mengumumkan keberhasilan mereka dalam memperbaiki sejumlah helikopter dan pesawat tempur peninggalan rezim Bashar Al-Assad. Langkah ini dianggap sebagai tonggak penting karena menandakan kemampuan teknis Suriah yang mulai sejajar dengan Mesir dalam bidang perawatan dan modernisasi alutsista udara.

Mesir selama ini dikenal memiliki Pabrik Helwan untuk Industri Maju, yang menjadi pusat penting perawatan helikopter di kawasan Timur Tengah. Pabrik ini berdiri lebih dari 30 tahun lalu dan berfungsi sebagai jantung Organisasi Arab untuk Industrialisasi, dengan reputasi global dalam menangani berbagai jenis pesawat.

Di Helwan, terdapat dua pusat bersertifikat internasional. Satu pusat dikhususkan untuk helikopter buatan Rusia seperti Mi-8 dan Mi-17, sementara pusat lainnya berfokus pada helikopter Prancis Gazelle. Keduanya telah diakui resmi oleh produsen aslinya, Russian Helicopters dan Airbus Helicopters.

Setiap helikopter yang masuk ke fasilitas Helwan menjalani proses overhaul secara menyeluruh setiap delapan tahun atau setelah menempuh 1.500 jam terbang. Proses ini mencakup pemeriksaan dokumentasi, pembongkaran komponen, hingga perakitan ulang dengan standar internasional.

Hanggar pabrik Helwan yang diperluas pada 2017 kini mampu menampung 16 pesawat sekaligus, dilengkapi empat jalur tambahan untuk tahap akhir perakitan. Dengan luas mencapai 11.000 meter persegi, kapasitasnya diproyeksikan untuk melayani tidak hanya Angkatan Udara Mesir, tetapi juga negara-negara tetangga.

Selain itu, Helwan dirancang untuk menangani akuisisi masa depan seperti Kamov Ka-52. Fasilitas ini telah menjadikan Mesir sebagai pusat strategis dalam industri penerbangan regional, memberi nilai tambah bagi kekuatan udara negara tersebut.

Di sisi sumber daya manusia, pabrik Helwan memiliki teknisi dan insinyur berpengalaman. Banyak dari mereka adalah mantan personel Angkatan Udara Mesir yang sudah lama terbiasa menangani model pesawat militer.

Pabrik ini juga tidak melupakan generasi baru. Lulusan teknik muda direkrut secara berkala untuk menambah tenaga kerja dan mendapatkan pengalaman langsung dari proyek-proyek besar.

Pelatihan berkelanjutan menjadi salah satu kunci keberhasilan Helwan. Kontrak dengan produsen Rusia, misalnya, mewajibkan adanya transfer ilmu baik teoritis maupun praktis, sehingga staf mampu mengikuti perkembangan teknologi terkini.

Dengan semua keunggulan tersebut, Helwan telah menjadi simbol kemampuan Mesir dalam menjaga kemandirian militernya. Pabrik ini sekaligus menjadi aset regional yang menguntungkan secara ekonomi maupun strategis.

Namun, keberhasilan Suriah memperbaiki pesawat dan helikopter mereka menandai sesuatu yang tidak kalah penting. Di tengah keterbatasan akibat perang berkepanjangan, Suriah berhasil membangun kapasitas teknis dalam negeri untuk memulihkan alutsista udara.

Kemampuan tersebut menunjukkan bahwa Suriah tidak hanya bergantung pada pihak luar. Sebaliknya, mereka mampu melahirkan tenaga ahli yang dapat menghidupkan kembali pesawat tempur lama agar tetap operasional.

Pencapaian ini tentu menjadi sinyal kuat bagi kawasan. Suriah berusaha menegaskan bahwa meski infrastrukturnya hancur akibat konflik, mereka tetap mampu menjaga keberlangsungan armada udaranya.

Perbandingan dengan Mesir menunjukkan posisi Suriah yang mulai menanjak. Jika Mesir memiliki Helwan sebagai pusat industri, maka Suriah mulai mengembangkan fasilitas sendiri dengan metode perbaikan internal.

Meski skalanya belum sebesar Mesir, langkah ini sudah cukup membuktikan bahwa Suriah memiliki potensi untuk mandiri dalam bidang pemeliharaan militer.

Jika kapasitas ini terus diperkuat, Suriah berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama di kawasan dalam hal perawatan dan modernisasi pesawat tempur.

Hal ini juga akan mengurangi ketergantungan Suriah pada bantuan teknis dari luar negeri, sekaligus menekan biaya perawatan yang selama ini menjadi beban berat.

Dengan keberhasilan ini, para pengamat menilai Suriah tengah mengirim pesan strategis. Bahwa meski dihantam krisis panjang, negara itu tetap mampu berdiri sejajar dengan negara besar regional seperti Mesir.

Ke depan, kerja sama teknis dan investasi baru akan menjadi kunci. Jika Suriah mampu membuka peluang kolaborasi, mereka bisa mempercepat proses modernisasi dan memperluas kapasitas industri pertahanannya.

Bagi Suriah, keberhasilan memperbaiki helikopter dan pesawat tempur bukan sekadar soal teknis. Ia adalah simbol kebangkitan kemandirian militer di tengah krisis, sekaligus bukti bahwa kemampuan mereka sebenarnya setara dengan Mesir.

Tidak ada komentar